Discourse
KolaseKegiatanTentang Kami
  • Beranda
  • Refleksi
  • Kajian Tokoh
  • Pranala
  • Ulasan
  • Terjemahan
  • Warta
  • Kolase
  • Kegiatan
  • Tentang Kami
DISCOURSE
ArtikelKontakKontribusi EsaiTokoDonasiVideoSyarat dan KetentuanKebijakan Privasi
© 2017-2025 LSF Discourse
Pranala

Bentuk Dominasi

0

Peperangan dominasi saat merupakan pertaruhan nilai kuasa yang heterogen, bukan lagi dalam bentuk alat tukar dan kekuatan fisik.

Pranala Bentuk Dominasi
Pranala Bentuk Dominasi
Dika Sri Pandanari
Dika Sri Pandanari
Pendiri LSF Discourse. Pengajar di Universitas Bina Nusantara Malang.

Diterbitkan pada Kamis, 13 Juni 2019
Topik
Politik
Semua topik
Bagikan artikel ini

Bantu kami untuk terus bertahan

Donasi

Pasca era reformasi di Indonesia, lars hitam dan jas berkerah putih mengalami peyorasi makna sebagai pihak yang mendominasi kekuasaan serta menjadi otoritas tak tergoyahkan. Reduksi makna tersebut dibantah oleh Pierre Bourdieu. Sebagai salah seorang filosof pasca-strukturalisme Perancis, Bordieu percaya bahwa potensi dominasi tidak semata ada di ranah politik. Sejarah dominasi dimulai dari munculnya pembagian lahan, kontrak perkawinan serta indoktrinasi fanatisme massa. Seiring laju teknologi, dominasi berkembang melalui sikap keseharian maupun konten informasi/media. Hal itu menandakan bahwa kapitalisme tak lagi bergerak di antara pabrik dan kaum pekerja, melainkan juga pada hubungan antar manusia hingga pilihan estetis.

Selera, bagi Bourdieu adalah salah satu petunjuk bahwa kuasa tak lagi berwujud modal ekonomi. Selera dan pilihan seseorang dapat menentukan kelas sosial bahkan merujuk pada sikap ideologis tertentu. Contohnya pada tahun 2017 seorang desainer menjadi tenar di kalangan atas Eropa karena merancang tas eksotik dari kurungan ternak, hingga seorang yang mampu membeli tas tersebut senilai ribuan Europe dapat pula meningkatkan dominasi dalam kelompoknya. Dalam hal ini, produsen dan konsumen berperilaku atas dorongan peningkatan dominasi. Hal yang membuktikan pernyataan Bourdieu bahwa selera tidaklah netral.

Dalam bidang ekonomi dikenal istilah modal yang berasal dari kata "moda" atau cara, yang bermakna potensi untuk merubah atau mempengaruhi suatu hal. Dalam pendekatan Bourdieu, moda memiliki sifat likuid atau mudah menyesuaikan diri dengan kepentingan, misalnya untuk menyatakan dominasi atau menandakan eksistensi. Dominasi yang terletak dalam ranah intelektual menunjuk ketepatan teori Foucault mengenai kuasa wacana di mana pengendalian pengetahuan mampu menentukan perilaku massa. Sementara ketika dominasi terletak dalam ranah politik, maka moda terletak pada kemampuan otoritas dalam menggerakkan emosi massa. Demikian peperangan dominasi saat merupakan pertaruhan nilai kuasa yang heterogen, bukan lagi dalam bentuk alat tukar dan kekuatan fisik.

Bagikan artikel ini
Diterbitkan pada Kamis, 13 Juni 2019
Topik
Politik
Semua topik

Diskusi

Loading...
Bantu kami melaluidonasi di SociaBuzz
Artikel Terkait
Decision - Norman Rockwell
Refleksi
Politik dan Kekacauan
Djoko Santoso0

Praktik politik saat ini menjadi bukti bahwa politik dapat bersifat elastis. Tidak ada harga mati dan harga pasti.

Poster propaganda komunis 1921-1981
Refleksi
Utopia Tiongkok: Dari Mao Zedong ke Xi Jinping
Abida Barakhiel0

Era Mao menjadi titik awal peran penting utopia bagi PKT untuk mewujudkan komunisme di Tiongkok.

Terjemahan
Menghancurkan Kaum Muda: Sebuah Perbincangan bersama Alain Badiou
Kristoforus J. Sadewa0

Berfilsafat adalah untuk mencari pertanyaan akan kebenaran dalam satu kurun waktu tersendiri. Namun pemuda selalu memasuki dunia yang juga sedang menjadi; yang juga sedang dalam pencarian atas beban dan perangkatnya.

Refleksi
Analisis Kelas “Chomsky” pada Laga Perebutan Tahta Gubernur Jatim
Ugik Endarto0

Sepuluh Maret 2018 begitu berkesan ketika sajian program di Metro TV pada pukul 20.00 WIB dimulai.

Refleksi
Zen, Filosofi Nagarjuna, dan Politik Pemerintahan
Deni Hermawan0

Zen dan filsafat Madhyamaka Nagarjuna adalah dua konsep penting dalam filsafat dan spiritualitas Asia, di mana keduanya telah memberikan pengaruh yang signifikan pada politik pemerintahan di berbagai wilayah

Refleksi
Represi Pasca Pandemi menurut Yuval Noah Harari dan Herbert Marcuse
Krisna Pradipta0

Sama halnya dengan Marcuse, Harari melihat permasalahan pasca pandemi akan mengarah pada otoritarianisme serta kapitalisme industri.