Discourse
KolaseKegiatanTentang Kami
  • Beranda
  • Refleksi
  • Kajian Tokoh
  • Pranala
  • Ulasan
  • Terjemahan
  • Warta
  • Kolase
  • Kegiatan
  • Tentang Kami
DISCOURSE
ArtikelKontakKontribusi EsaiTokoDonasiVideoSyarat dan KetentuanKebijakan Privasi
© 2017-2025 LSF Discourse
Pranala

Dehumanisasi

0

Proses dehumanisasi bukan dilakukan oleh mereka yang menentang sistem tapi kadang justru dilakukan oleh mereka yang membangun sistem.

Pranala Dehumanisasi
Pranala Dehumanisasi
Dika Sri Pandanari
Dika Sri Pandanari
Pendiri LSF Discourse. Pengajar di Universitas Bina Nusantara Malang.

Diterbitkan pada Senin, 3 Desember 2018
Topik
Filsafat Manusia
Semua topik
Bagikan artikel ini

Bantu kami untuk terus bertahan

Donasi

Pada April 1961 dimulai persidangan atas Adolf Eichman, salah seorang yang dianggap paling bertanggungjawab atas kejahatan kemanusiaan semasa PD II. Penangkapan Eichmann oleh Mossad di Argentina dan peradilannya yang kontroversial di Israel merupakan penanda terbesar kemenangan HAM pasca PD II. Prosesi dicatat oleh Hannah Arendt, seorang jurnalis dan filosof modern, di mana kesertaannya dalam sidang menghantarnya pada pengertian akan kebanalan kejahatan. Bahwa kejahatan tidak hanya hadir dalam pribadi tapi juga terinstitusi dalam lembaga dan pemerintahan. Eichmann adalah arsitek genosida partai Nazi tidak pernah merasa bersalah.

Tanpa meninggalkan subvektivitas Eichmann, Arendt menyatakan tentang otentisitas subjek politik serta peran negara dan pemerintahan dalam konstruksi banalitas kejahatan. Bagi Arendt pemerintahan totaliter seperti Jerman selama berkuasanya partai Nazi memiliki beberapa ciri mencolok. Karakter ini kentara terutama dalam birokrasi dan sistem fungsional mereka di mana nilai kemanusiaan direduksi sebesarnya dalam sistem yang mengekang dan mengesampingkan rasa tanggungjawab di mana kemudian digantikan oleh tuntutan produktif semata. Rezim macam ini memandang keberadaan manusia sebagai suatu ada yang bermanfaat bukan ada yang berhakekat.

Menurut Arendt, proses dehumanisasi bukan dilakukan oleh mereka yang menentang sistem tapi kadang justru dilakukan oleh mereka yang membangun sistem. Sistem tidak disusun untuk mengelola kehidupan melainkan untuk merubah manusia berdasarkan fungsi-fungsi birokrat mekanikal. Arendt tidak sedang menuduh suatu pemerintahan tertentu melainkan melihat fenomena bahwa pemerintahan seluruh dunia (pada zamannya) sedang mengarah pada proses dehumanisasi massal. Potensi kemanusiaan direduksi dengan tata sistem dan ideologi praktis hingga menjadi aparatus penggerak institusi semata. Suatu sistem yang berpotensi melahirkan positivitas dan kebanalitas irisan moralitas Eichmann.

Bagikan artikel ini
Diterbitkan pada Senin, 3 Desember 2018
Topik
Filsafat Manusia
Semua topik

Diskusi

Loading...
Bantu kami melaluidonasi di SociaBuzz
Artikel Terkait
Lukisan Narcissus karya John William Waterhouse.
Terjemahan
Hidup bagaikan khalayak ramai
Karina Puspita Sari0

Bagaimana cara menjadi individu yang orisinil? Filsuf eksistensialis, Kierkegaard dan Heidegger, mencoba memberikan analisis mengapa kita sulit menjadi diri yang sejati.

Refleksi
Relasionalitas Manusia dan Alam Kendeng
Adi Bagus Prima0

Melalui eksistensi, manusia tidak hanya menjadi satu kesatuan dalam dirinya sendiri namun juga dengan orang lain.

Refleksi
Elias Canetti, Manusia Tidak Bisa Beranjak dari Kodrat Hewaninya
Ahmad Dahri0

Manusia tidak akan pernah keluar dari ruang-ruang massa atau kerumunan.

Endangered Species Awareness karya Robin Wood
Refleksi
Pandangan filosofis tentang manusia
Andi Prayoga0

Manusia adalah makhluk ciptaan yang paling sempurna, keberadaannya di dunia ini menunjukkan suatu perjalanan sejarah yang sangat panjang.

Giorgio Agamben
Kajian Tokoh
Homo Sacer: Figur Politis di Era Pandemi Covid-19
Innoccentius Gerardo Mayolla0

Kompleksitas penanganan pandemi seharusnya tetap mendahulukan keselamatan masyarakat.

Giorgio Agamben
Kajian Tokoh
Homo Sacer: Figur Politis di Era Pandemi Covid-19
Innoccentius Gerardo Mayolla0

Kompleksitas penanganan pandemi seharusnya tetap mendahulukan keselamatan masyarakat.